Friday, 21 October 2011

MINGGU PAGI

          Minggu pagi itu tidak tahu ada angin apa bapak aku yang dibilang jarang membelikanku sesuatu tiba-tiba memberikanku sebuah arloji / jam tangan bermerek G-Shock, walaupun bukan aslinya entah itu KW yang berapa, pastinya paling murah. Soalnya pada saat itu perekonomian keluargaku tidak akan sanggup membelikanku jam ber merek yang asli mahal pula.
Pagi itu saya sangat bahagia bisa mengenakannya setelah sekian lama ingin mempunyai jam tangan dari kecil akhirnya tercapai juga waktu itu aku duduk di kelas 5 kalau tidak salah, maklum kejadian itu sudah cukup lama jadi lupa tepatnya saya duduk dikelas berapa. Dari saking senangnya aku pakai langsung tapi sebelum aku pakai jam tangan tersebut aku membaca tulisan dibelang jam tangan dengan tulisan english yang artinya kalau tidak salah aku mengartikan pada waktu itu “anti air” maklum bahasa inggris aku cukup lemah waktu itu. Karena waktu itu jam yang bapak berikan padaku anti air maka pada siang harinya aku ingin mandi aku bawak kekamar mandi tanpa melepasnya terlebih dahulu, dikamar mandi ak teringat akan tulisan yang tertera dibelakang jam tangan bahwa anti air, hati kecilku langsung bertanya apakah benar ini jam tangan benar-benar anti air yang sudah tertera, dasar waktu itu saya masih bocah, tanpa pikir panjang aku langsung menyelupkan jam tanganku kedalam bak air yang ada dikamar mandi sehingga terjatuh kedasar bak air tersebut. Tak lama sekitar 15 detik aku ambil itu jam tangan yang ada didasar bak air. Ternyata jam tangan G-SHOCK aku mati. Alangkah bodohnya aku mempercayai tulisan yang berada dibelakang jam tangan itu.
Kepanikanpun terjadi disiang itu di dalam kamar mandi, gimana aku harus menjelaskan kepada bapak aku jam tangan yang dia berikan tadi pagi, siangnya sudahku rusak dan tidak bisa menyala lagi. Kebingungan dan rasa bersalahku kepada bapakku. Lalu aku tidak jadi mandi pada siang itu langsung bergegas kekamarku untuk menyembunyikan jam tangan itu kedalam kotak kardus bekas tempat sarung. Setelah itu aku berfikir bagaimana caranya bapak aku tidak mengetahuinya, akhirnya timbul ide aku harus menabung untuk mengganti jam tangan yang aku rusak tanpa sepengetahuan bapak.
Dua minggu berlalu dari kejadian itu akhirnya aku bisa menabung sedikit demi sedikit uang dari uang jajanku sepetiap hari sehingga terkumpul Rp. 20.000,- tapi saya rasa kurang untuk membeli  jam tangan karena aku tanganya pada toko jam yang berada di pasar Anom ternyata harganya Rp. 22.500,- setelah aku tawar mati-matian tapi tidak langsung aku beli karena uangnya kurang aku harus kembali dulu kerumah meminta uang sisanya pada ibu, walaupun sedikit berbohong kepadanya kalau uangnya minta itu untuk menambah sisa kekurangan dari harga jam yang sudah aku tawar itu akhirnya ibu aku memberikan uang itu leganya hati ini memang ibuku paling baik sedunia. Setelah uangnya sudah rampung aku kembali ke pasar dengan sepeda BMX aku, sesampainya di toko jam itu aku tanpa menawar lagi karena tadi aku izin sama penjaga toko itu kalau uang aku masih kurang. Dalam waktu dua minggu bukannya tidak ada kendala yang terjadi bapak aku sering bertanya kenapa jam tangan yang bapak kasih tidak pernah dipakai. Dengan terpaksa aku berbohong kalau jam ada aku simpen biar tidak cepat rusak, hanya aku pakai bila mau ke sekolah saja,berbohong demi kebaikan. Dari kejadian itu aku mengambil kesimpulan kalau beli sesuatu itu tidak hanya melihat dengan bentuknya saja tapi kualitas sesuai juga dengan harganya. 
01:59
19 /10/11
Kosan

0 comments:

 
Powered by Very Andi