Tuesday 5 June 2012

Mengikat ikat pinggang kencang-kencang

Bulan Mei menjadi perjalanan yang sulit aku lalui, apalagi pada akhir bulan, banyak tanggungan yang harus di bayar salah satunya bayaran kontrakan yang sudah mau jatuh tempo pada akhir bulan mei, akhirnya saya memutar otak bagaimana caranya bisa bayar tanpa harus ditagih rentenir dengan muka kusamnya gedor-gedor kamar menagih bayaran. Akhirnya saya sms orang dikampung tapi not responding. Akhir bulan mulai mendekat kurang satu minggu lagi, tapi tak ada balasan juga. Dan akhirnya saya sms ke kakak dan yang langsung ada jawaban, Alhamdulillah itu yang berada dalam jiwaku terucap saat ini dengan spontan.

#######

Timbul lagi perasaan dan jeritan perut yang akhir-akhir ini saya tidak memanjakan lebih tepatnya makan seadanya uang. Karena uang untuk jatah makan juga tanpa di elakkan mulai menipis, saya harus pintar-pintar mengatur keuangan yang susah untuk di akali. Untungnya teman se-kosan saya bulan lalu bawak kompor listrik. Jadi saya bisa masak mie disaat pagi hari + ikan teri yang diasinin untuk menambah penyedap dalam rasa mie yang saya buat cukuplah untuk mengganjal keluhan dari perut sampai siang hari. Ketika siang datang saya mulai kebingungan rasa lapar melanda dan saya harus menahannya karena jatah makan untuk sesi kedua yaitu sore hari atau malam. Terpaksa saya ganjal rasa lapar itu dengan minum air dan mengikat ikat pinggang kencang-kencang untuk menghilangkan rasa lapar, ketika sore menjelang malam tiba ini adalah waktu saya untuk mengabulkan raungan dari perut yang kosong dari siang, tapi saya juga tidak memanjakannya. Saya harus beli Nasi putih dulu di warteg terdekat seharga dua ribu lima ratuh dan sebagai lauknya saya beli telor mentak seperempat kg harganya Rp. 4.500,- yang berisi sekitar 4 butir nah ini dia salah satu untuk mengirit biaya makan saya dengan nasi putih saja dan saya goreng satu butir telor dengan di dadar menemani menu makan malam saya. Dengan uang 5 ribu harus pas untuk satu hari. Hampir seminggu lebih saya jalanin, tapi saya tetap besyukur masih bisa ada yang mau saya makan.

######

Sudah dari awal bulan saya memikirkan akan mencari pekerjaan agar saya bisa membayar uang kosan dan bertahan hidup. Akan tetapi rasa gunda terjadi, seorang teman menawari pekerjaan dan saya juga belum memberi kejelasan dikarenakan saya tidak punya ongkos untuk berangkat kerja bukan hanya itu tawaran pekerjaannya kurang saya suka yaitu marketing. Jangankan buat ongkos kerja buat makan saja saya harus buka celengan saya yang berisi uang logam, dan dari situlah saya bertahan hidup di bulan mei, ternyata uang celengan uang logam itu tidak cukup untuk mencukupin dari makan dan ongkos kekampus. Saya sangat bersyukur apabila temen sekamar saya motornya tidak di gunakan karena saya bisa meminjamnya. Bulan mei sudah tinggal 2 hari lagi akan tetapi uang saya sudah habis dan persedian mie instan juga ludes hatipun mulai gusar mencari solusi, jalan satu-satunya yaitu saya harus jual Hanphone dan jalan ini saya ambil soalnya saya malu mau minjem uang sama teman, lagian dengan apa saya harus membayarnya sedangkan pemasukanpun tak ada untuk saat ini. Saya persiapkan kerdus Hanphone sama chargernya juga untuk saya jual sehabis kuliah malam, sebelum saya memasukin kelas saya iseng sms kakak saya "kalau ada rezeky boleh bagi-bagi, buat beli makan nih" alhamdulillah ke esokan hari saya ditransfer dan saya tidak jadi jual hanphone. Rezeky kadang tak terduka jadi jangan bosan-bosan berdo'a.

0 comments:

 
Powered by Very Andi